Indonesia merupakan negara agraris gemah ripah loh jinawi, memiliki lahan subur yang sangat menjanjikan untuk kondisi kehidupan warga masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhan pangan. Akan tetapi semua itu hanya angin segar belaka jaman dahulu kala, banyak komoditi pangan yang diimpor dari negara tetangga, artinya kita belum swasembada pangan. Dalam hal ketahanan pangan, kita harus banyak belajar dari masyarakat suku Baduy. Ketika saya berkunjung ke Baduy, ternyata banyak bangunan yang terpisah dengan rumah di kampung. Setelah ditanyakan kepada salah seorang warga, ternyata bangunan itu dinamakan “Leuit” atau lumbung padi. Mengapa ada leuit di Baduy? Untuk apa fungsinya? Mungkin itulah pertanyaan yang bergelayut dipikiran saya.
Setelah
mewawancarai seorang warga Baduy yaitu Saidam, Leuit berkaitan erat dengan
Ketahanan Pangan warga baduy, sampai ada yang menyebutkan cadangan pangan di
leuit ada yang mencapai hingga 30 tahun lamanya. Ini menjadi sebuah pelajaran
bagi kita semuanya, mengapa? Karena ketahanan
pangan sangat penting bagi suku Baduy mengingat hubungan dengan dunia luar yang
dibatasi untuk memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri.
Dalam satu kampung, hanya ada satu lesung yang digunakan secara
bersama-sama. Lesung diletakkan dalam saung lesung, yaitu bangunan mirip rumah
tanpa dinding, berlantai tanah, dan beratap daun kirai. Setiap keluarga Baduy boleh
memiliki lumbung lebih dari satu. Jumlah lumbung disesuaikan dengan luas huma
yang diolah oleh tiap keluarga. Semakin luas huma, jumlah lumbung padi semakin
banyak.
Comments
Post a Comment