Sejak 1 Desember 2022 pelaksanaan impounding dilakukan untuk menggenangi bendungan sadawarna yang sudah selesai. Berbagai cerita akan pahit getirnya kehidupan, mulai dari ekonomi yang terhambat dan pendidikan yang terhalang oleh genangan air yang menutupi akses jalan utama. Sedangkan jalur Lingkar belum juga rampung, nestapa bagi warga masyarakat Surian dan sekitarnya.
Para siswa yang berjumlah 60-an, seketika tidak mau berangkat ke sekolah. Berbagai macam alasan dilontarkan. Harus jalan ke mana pak? Kalau muter terlalu jauh. Takut naik perahu, khawatir tenggelam dan sebagainya. Kekhawatiran tersebut sangat wajar, karena hal ini baru pertama kalinya dialami oleh para murid kami. Setelah 14 hari, para murid tidak berangkat ke sekolah. Akhirnya kami berangkat ke tempat tinggal murid yang terdampak Bendungan Sadawarna, yaitu Desa Tanjung dan Nanjungwangi. Kami berangkat dari sekolah pukul 08.40 wib, sampai di dermaga sarwiru pukul 08.50. Petugas dermaga mendata penumpang sebagai data manifest perahu.
Alhamdulillah, kami mendapat perahu kayu yang jumlah penumpangnya maksimal 15 orang ditambah 2 ABK, nakhoda dan pengamanan. Perjalanan penyebrangan kami dimulai pukul 08.55 wib sampai dengan 09.10 WIB. Dengan perahu yang ditenagai mesin Dari Jepang, laju perahu cenderung cepat, sehingga waktu tempuh dapat lebih singkat dibanding perahu yang pake dayung. Sesampainya di dermaga Tanjung, kami dijemput oleh murid yang membawa sepeda motor untuk mengantarkan ke Aula Desa Tanjung. Kami memberikan motivasi untuk tetap semangat sekolah.
Ada beberapa alasan dari murid yang tidak ingin berangkat sekolah, salah satunya yaitu takut untuk naik perahu, sehingga orang tuanya ingin memindahkannya sekolah. Hal ini membuat kami sangat kaget, sehingga dibutuhkan restitusi untuk menumbuhkan kembali budaya positif untuk semangat belajar. Langkah restitusi yang digunakan yaitu ;
1. Menstabilkan identitas, bahwa jikalau tidak mau sekolah lagi, maka akan menyebabkan terhambatnya cita-cita untuk masa depan
2. Memvalidasi tindakan yang salah, bahwa kalau tidak sekolah itu tindakan salah, maka kami menyemangati agar murid tetap berangkat sekolah meskipun dengan menaiki perahu.
3. Menanyakan keyakinan, melalui cita-cita anak setelah lulus sekolah. Oleh sebab itu motivasi untuk kembali sekolah menjadi besar.
Comments
Post a Comment