"A... Aaa.. Aaa, tolongin sebentar", teriak Mak Desi. Ada apa mak?, jawab dari atap rumah. Saya lantas bergegas turun dari atap rumah, yang kebetulan saat itu sedang membetulkan genteng bocor. Dengan penuh penasaran dan memacu adrenalin, ada apa gerangan? , tangga untuk naik pun hampir jatuh, tak lupa sandal jepit yang selalu dipakai sampai terlepas. Lekas jalan cepat mengikuti langkah mak Desi yang sudah duluan.
Setibanya di rumah mak Desi, sudah banyak warga yang berkumpul sekitaran 10 orang. Ada yang bawa tali tambah besar, bambu dan juga linggis. "Ayoo cepat ikat,"kata warga. "Sebentar tangan saya kejepit", jawab salah seorang warga yang ikut. "Sini bambunya, kita pasang di atas, biar tidak lepas," Sahut warga.
"Sini aa, bantuin," Kata Mak Desi. Oohh kirain ada apa, sampai kagetnya. Ternyata Mak Desi mau memindahkan betonan yang berat, untuk menutup sumur. Betonan tersebut tebalnya 10 cm dan panjangnya 1 m. Dengan bergotong royong dan satu komando, betonan tersebut dapat dipindahkan untuk menutupi sumur tua yang sudah dipasang pompa air.
Diperlukan gotong royong atau istilah kerennya kolaborasi, untuk memecahkan permasalahan yang kalau dikerjakan sendiri tidak mampu. Setiap orang yang berkolaborasi dapat menyumbangkan berbagai cara. Ada yang menyumbangkan pikirannya, alat bantunya, sampai kepada konsumsinya juga. Sebenarnya kalau di perdesaan, kolaborasi ini sudah ada dan masih ada sampai sekarang juga.
Comments
Post a Comment