Kemudian Elfi mengeluarkan penggaris.
“Kamu tahu kan, ini namanya apa”,
tanya Elfi
“Untuk apa penggaris ini?” kata
Elfi. Sambil menunjukkan penggaris pada Nisa.
Kalau tidak salah, waktu belajar di
SD, penggaris itu untuk mengukur panjang”, jawab Nisa penuh dengan semangat.
“Seratus buat Nisa”, kata Elfi
“Cara menggunakannya bisa tidak, Sa,”
kata Elfi
“Lupa lagi, Fi”, jawab Nisa
“Tolong jelaskan yang lengkap dong,
biar nanti di SMP, Nisa sudah tahu, kan mantap”
“Begini ya, penggaris ini merupakan
salah satu alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian 1 milimeter,”
jawab Elfi.
(Sumber : Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar)
“Selain
penggaris, ada tidak alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang,” tanya
Nisa?.
“Ada,
yaitu jangka sorong yang ketelitiannya 0,1 milimeter dan mikrometer sekrup yang
ketelitiannya 0,01 milimeter,” jawab Elfi.
“Nisa, tahu tidak cara menggunakan
ketiga alat ukur panjang tersebut?” tanya Elfi.
Sambil mengernyitkan dahi, Nisa
seperti berpikir, untuk menjawab pertanyaan dari kakaknya.
Jawab Nisa, “tidak tahu kak”
Sambil mengukur panjang buku, Elfi
bertanya pada Nisa.
“Berapa panjang buku ini?” tanya
Elfi.
“6,3 kak”, jawab Nisa
“Kurang tepat, Sa” kata Elfi.
“Mengapa?, kak”
Kata
Elfi, “karena dalam pengukuran ada yang namanya besaran dan satuan, segala
sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka namanya besaran,
contohnya panjang, massa, waktu. Sedangkan besaran pembanding yang digunakan
dalam pengukuran dinamakan satuan, contohnya meter, kilogram, celcius, detik”. Besaran juga ada
besaran pokok jumlahnya 7 dan ada besaran turunan. Untuk memudahkan Nisa,
kemudian Elfi mengelompokkan besaran pokok dan satuannya seperti pada tabel
berikut.
Tabel
1 Besaran Pokok dan Satuan
No
|
Besaran
Pokok
|
Satuan
|
1
|
Panjang
|
Meter
|
2
|
Massa
|
Kilogram
|
3
|
Waktu
|
Detik
|
4
|
Suhu
|
Kelvin
|
5
|
Arus Listrik
|
Ampere
|
6
|
Intensitas Cahaya
|
Kandela
|
7
|
Jumlah Zat
|
Mol
|
“Untuk mengingatnya, Nisa dapat
menyingkat besaran pokok dengan SMP JIWA (Suhu, Massa, Panjang, Jumlah zat,
Intensitas cahaya, Waktu, Arus listrik)” kata Elfi.
“Waah, kak Elfi pintar” kata Nisa.
“Nah, panjang buku tadi adalah 6,3 cm + 0,05
cm sama dengan 6,35 cm” jawab Elfi
“Kak, kalau tidak bawa penggaris,
biasanya Nisa menggunakan telapak tangan untuk mengukur panjang benda itu, bisa
tidak kak” tanya Nisa.
Elfi kemudian meraih tangan Nisa
untuk sama-sama mengukur panjang tegel keramik dirumahnya.
Kata Elfi, “Ayo, Nisa kita buktikan
bisa tidaknya telapak tangan digunakan mengukur panjang!”
“Berapa jengkal panjang keramiknya,
Sa?” tanya Elfi
Satu setengah jengkal kak” jawab
Nisa
“Sedangkan kakak, satu seperempat
jengkal panjang keramik ini”. kata Elfi.
“Mengapa bisa berbeda pengukuran
ini, kak?” tanya Nisa.
Inilah yang
dinamakan dengan satuan tidak baku, karena masing-masing orang memiliki panjang
telapak tangan yang berbeda-beda. Selain jengkal ada juga hasta, depa, tumbak.
Bisa dibayangkan kalau pengukuran menggunakan anggota tubuh, akan terjadi
perselisihan dan menimbulkan perpecahan antar daerah. Oleh sebab itu, maka
digunakanlah satuan-satuan standar pada besaran-besaran yang sering digunakan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedang asyiknya mereka mengobrol,
tiba-tiba ayahnya datang.
“Asyik sekali sih mengobrolnya,”
kata ayah
“Ini yah, Nisa tadi kepo waktu membeli kain seragam, terus
tanya ke Elfi tentang penggaris yang digunakan penjual kain tersebut, terus
sama Elfi dijelaskan” jawab Elfi
Oh, begitu” kata ayah.
Iya, yah” kata Nisa.
“Sekarang kamu sudah mengerti, Sa”
tanya Ayah
Alhamdulilah sudah, yah” jawab Nisa
Ada satu hal yang sangat penting
lagi dalam ilmu ukur, yaitu mengenai kejujuran. Seorang penjual kain tadi jujur
dalam memotong panjang kain yang dibeli oleh Nisa, sehingga banyak pelanggannya
yang membeli kain padanya. Kita diajarkan harus jujur dalam mengukur, tidak
boleh berdusta. Sehingga Elfi dan Nisa harus mampu untuk membaca dan
menggunakan alat ukur agar hasil pengukurannya dapat mengukur kejujuran kalian
berdua. Sebab barang siapa yang suka berkata jujur, niscaya ia akan memiliki
banyak teman. Sabda Nabi:
“Biasakanlah
berkata benar karena benar itu menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu
menuntun ke surga. Hendaknya seseorang itu selalu berkata benar dan berusaha
agar selalu tetap benar sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang
shiddiq (amat benar). Dan berhati-hatilah dari dusta karena dusta akan menuntun
kita berbuat curang, dari kecurangan itu menuntun ke neraka. Seseorang yang
selalu berlaku curang akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
(HR Bukhari Muslim)
Dusta dan curang
itu merupakan perbuatan yang tercela, maka hindarilah oleh kalian. Belajarlah
untuk berlaku jujur, sebelum mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Kata Ayah, “hati-hati
juga dalam membaca alat ukur, karena akan mempengaruhi hasil bacaan dan tidak
akurat, ini akan berdampak pada kepercayaan orang lain pada diri kita dan
menurunkan kejujuran, kesalahan dalam pembacaan alat ukur dinamakan dengan
kesalahan paralaks.”
Karim, Kaniawati, Fauziah, Sopandi. (2009). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta : Puskurbuk Depdiknas
Nama:Dini handayani
ReplyDeleteKelas:8c
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM
Nama:sri aisyah noviyanti
ReplyDeleteKelas:8C
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM
Nama:Nurmala oktafia
ReplyDeleteKelas:8c
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM
Nama:siska novia
ReplyDeleteKls:9b
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM bagian 2
Nama:siska novia
ReplyDeleteKls:9b
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM bagian 2
Nama :Angga Firmansyah
ReplyDeleteKelas:9A
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM bagian 2 Reply
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM
ReplyDeleteSaya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM
ReplyDeleteSaya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM
ReplyDeleteNama: HENRY FALAYSA SYABENI
ReplyDeleteKelas: 8C
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM
Woooow fito, henry juga semuanya jangan patah semangat yaaa. Tetap belajar walaupun sedang #cicingwaediimah
ReplyDeleteNama:Dinda nur oktafiani
ReplyDeleteKelas:8c
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM (Bagian 2)
NAMA:NURMALA OKTAFIA
ReplyDeleteKELAS:8C
saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM (bagian 2)
NAMA:INTAN NURJANAH
ReplyDeleteKELAS:8c
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM (bagian 2)
NAMA:INTAN NURJANAH
ReplyDeleteKELAS:8c
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM (bagian 2)
NAMA:INTAN NURJANAH
ReplyDeleteKELAS:8c
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM (bagian 2)
NAMA :RITA PUSPITASARI
ReplyDeleteKELAS:IXB
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM(BAGIAN2)
Nama:yulianti
ReplyDeleteKelas:9b
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM(BAGIAN 2)
Nama:Taryuni
ReplyDeleteKls:8a
Saya sudah menbaca materi tentanh MENBURU BAJU SERAGAM (BAGIAN 2)
Reply
Nama:Taryuni
ReplyDeleteKls:8a
Saya sudah menbaca materi tentang MENBURU BAJU SERAGAM (BAGIAN 2)
Reply
Nama: Berliana cikal lestari
ReplyDeleteKelas:8C
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM (Bagian 2)
Nama: Berliana cikal lestari
ReplyDeleteKelas:8C
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM (Bagian 2)
Nama: witri
ReplyDeleteKalas: 8c
Saya sudah membaca materi tentang MEMBURU BAJU SERAGAM ( bagian 1)
Nama: witri
ReplyDeleteKelas: 8c
Saya sudah membaca materi tentang memburu baju seragam( bagian2)