"Pak, mau yang levelnya 10 atau 5 atau 3", tanya pedagang seblak. Kalau yang sangat pedas tentunya level 10, kalau yang level 5 tentunya pedas. Naah saya pilih yang level 3 aja yang cukup pedasnya. Karena saya tidak terlalu suka sama makanan yang terlalu pedasnya dan tahu diri pada ketahanan tubuh. Akhirnya pedagang seblak kering, memberi yang level 3, sesuai dengan kebutuhan pembelinya.
Dari percakapan tersebut, konsep diferensiasi konten sudah diterapkan oleh pedagang seblak dengan cara memberikan bumbu yang tidak terlalu pedas.
Pada siswa juga saya dapat analogikan seperti penjual dan pembeli seblak. Dimana seorang guru harus mendiagnosis terlebih dahulu kebutuhan belajar siswa, mulai dari kesiapan belajarnya, gaya belajarnya dan minat belajarnya. Jangan sampai, siswa yang ingin seblak yang pedas (HOTs) malah diberi yang tidak pedas (Lots). Caranya bagaimana mengetahui kebutuhan siswa? Yaitu dengan asesmen diagnosis, teknisnya melalui wawancara, pengamatan atau isian angket.
Comments
Post a Comment