Menulis merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua baik itu guru, siswa dan masyarakat umum lainnya. Karena dengan rajin menulis dapat menambah wawasan pengetahuan, yang tentunya sebelum menulis kita harus rajin membaca. Firman Allah SWT dalam surat Al ‘Alaq ayat 1-5 menerangkan bahwa untuk mengetahui sesuatu kita diharuskan membaca kemudian menuliskannya dengan pena atau diketik dalam sebuah komputer atau handphone maupum tablet. Seperti yang terjadi padaku dari gemar membaca dan menulis menjadi berkah untuk bertemu dengan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan di Jakarta Bapak Sumarna Surapranata, Ph.D.
Kisah ini dimulai saat menerima informasi adanya seminar nasional untuk guru pendidikan dasar di
forum sosial media whatsapp untuk MGMP IPA se-Indonesia, saya diamkan sejenak dan tidak ada
respon untuk mengikutinya, karena tidak ada bahan yang akan dikirimkan ke panitia. Setelah berlalu
selama dua hari, saya buka kembali file gambar di handphone untuk mencari brosur seminar
nasional itu dengan di baca secara perlahan dan teliti didapatkanlah bahwa fasilitas yang diberikan
oleh panitia Kesharlindung adalah sangat menggiurkan yaitu, sertifikat, penginapan di Swis-Bel Hotel Jakarta, biaya akomodasi dan transportasi diganti. Dengan berawal dari motivasi eksis agar terkenal dan terdengar adanya SMPN 1 Surian di seantero Nusantara, saya bertekad untuk mengikuti
Seminar nasional tersebut. Alamat pendaftaran berada di halaman web www.kesharlindungdikdas.com, untuk daftar harus mempunyai akun dan setelah itu login, kemudian pilih pada bagian seminar nasional. Supaya terpilih menjadi peserta seminar nasional ada beberapa persyaratan yang harus di upload secara online, yaitu scan NUPTK, abstrak, dan makalah dalam bentuk dokumen word dan dokumen pdf. Pertama-tama saya mengupload scan NUPTK dan abstrak,
menunggu konfirmasi dari panitia mengenai lolos dan tidaknya makalah saya, karena makalah tersebut harus lolos uji similariti dan sitasi. Lolos similariti berarti makalah kita tidak ada yang menyerupai orang lain yang telah dipublikasikan dan lolos sitasi berarti makalah kita mencantumkan
pengutipan dan ada daftar pustakanya, hal ini sebagai bentuk penghargaan kepada sang penulis sebelumnya. Setelah menunggu selama 3 hari, pengumuman peserta yang lolos administrasi dan abstrak diumumkan via email dan akhirnya saya terpilih dari pendaftar sebanyak 1339 guru seluruh
nusantara dan yang terpilih sebanyak 260 guru.
Setelah lolos abstrak, saya diharuskan mengirim naskah makalah lengkap untuk dipilih menjadi tiga
kategori yaitu presenter, poster dan peserta. Menerima informasi untuk mengirimkan makalah lengkap sangat mendesak karena baru subuh membaca emailnya sedangkan pagi harinya saya harus
ke Bandung untuk mengurus taspen ibu. Sedangkan deadlinenya hari itu juga pukul 15.00 WIB.
Dengan berbagai keputusan dan minta pendapat istri akhirnya saya membawa lapotop ke Bandung.
Di ruang tunggu taspen saya mengirim naskah makalah ke kesharlindung. Dan akhirnya ada pengumuman bahwa saya terpilih menjadi presenter pada sub tema “berpikir kritis, kreatif, dan kolaborasi untuk mengembangkan pembelajaran”. Kegembiraan ini saya share ke teman-teman sesama guru baik di sekolah maupun di MGMP IPA Kab. Sumedang, menurut informasi yang didapatkan bahwa peserta yang terpilih dari Kabupaten Sumedang hanya 3 guru dan tentunya hal ini
menambah kepercayaan diri. Dengan semangat dan motivasi yang awalnya hanya ingin eksis saja,
sekarang bertambah menjadi termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi Sumedang. Surat undangan untuk pergi ke Jakarta sudah diterima pada hari kamis, 4 Mei 2017 yang dikirim
lewat email.
Dalam undangan tersebut diberi judul undangan seminar nasional guru dikdas berprestasi, artinya
saya termasuk guru yang berprestasi. Waahh senangnya luarbiasa tidak terungkapkan kata-kata.
Hari jum’at, saya menghadap ke kasie PTK SMP untuk menyerahkan surat undangan dari subdit
Kesharlindung, dengan diantar oleh bapal Arifin saya ketemu dengan Ibu Popon sebagai kasie PTK
SMP dan kebetulan Allah sudah mengaturnya, saya berbarengan menghadap bu kasie dengan
peserta yang dari SMP Jatinunggal Aat Nurhayati, M.Pd namanya. Kami menunggu pihak dinas untuk mengeluarkan surat tugas bagi kami yang bertiga. Setelah sekian lama ternyata Bapak kepala
dinasnya sedang berada di luar, sehingga penandatanganan surat tugas tertunda. Sehingga akhirnya
kami pulang dan kembali lagi pada hari senin sesuai yang dijanjikan Dinas Pendidikan Kab.
Sumedang. Singkat cerita pada hari seninnya pagi-pagi saya sudah memberikan “warming up”
kepada siswa-siswi kelas 9 yang akan menghadapi Ujian nasional untuk mata pelajaran IPA. Di sela-
sela warming up, saya meminta doa dan memotivasi pada anak didik. Bahwa besok bapak akan pergi
ke Jakarta guna mengikuti seminar nasional. Pagi-pagi sekali dengan diantar oleh istri saya menuju terminal ciakar, dan kebetulan sudah ada bus Medal Sekarwangi yang sudah stand by untuk pemberangkatan Sumedang-Jakarta.
Tepat pukul 06.30 bus MS meninggalkan terminal menuju Jakarta. Baru kali ini saya menuju Jakarta
sendirian dan naik angkutan umum, dengan tanya ke sana-kesini dan telpon ke teman serta keluarga
yang sedang bekerja di Jakarta. Dengan penjelasan yang rinci saya memutuskan untuk naik busway
setelah tiba di terminal Kp. Rambutan. Dengan memberanikan diri saya menuju halte busway, tanya
ke kasir mengenai kartu masuk, apakah masih ada saldonya atau sudah habis. Perlu diketa,hui
bahwa ongkos naik busway adalah e-money alias uang yang sudah ada di kartu dengan cara deposit
dulu. Dengan cara digosok pada bagian jalur masuk dan tertera ongkosnya hanya Rp. 3.500,
kemudian sudah ada busway jurursan Kp. Rambutan – Ancol bergegaslah saya naik. Betapa
nyamannya naik busway, bersih, ber AC dan murah lagi ongkosnya jauh-dekat hanya Rp. 3.500.
akhirnya saya sampai di halte Pasar baru Timur dan menurut orang asli Jakarta untuk sampai ke
Swis-bel tinggal sebentar lagi, dengan menyeberangi JPO saya naik ojeg konvensional. Karena
menurut saya ojeg konvensional kurang pelangggannya. “bang ojeg, ke jl. Kartini raya no 57 Swis-bel hotel”, okeh pa siap. “ jawab ojeg”. Pakai helam pa’, tidak usah polisinya tidak ada ini” kata ojeg lagi.
Setelah sampai swis-bel, berapa bang” Rp. 15.000, okeh bang nih. Akhirnya saya sampai juga di
Jakarta Pusat Hotel Swiss-bell, hotelnya bintang 4 dan mewah. Itulah kisah perjalanan ke kJakarta
sabab musababnya dari penelitian ku yang terlupakan coba bayankan saja sejak tahun 2015 doumen
peneltian itu saya simpan, dan ada juga yang tergeletak di rumah dinas sekolah. Teteapi yang
terlupakan itu menjadi tiket bagiku ke jakarta. Jangan melupakan yang lalu, akan berguna dimasa
yang akan datang.
Nama:Dini handayani
ReplyDeleteKelas:8c
Saya sudah membaca YANG TERLUPAKAN MENJADI TIKET KEJAKARTA
Nama:HENRY FALAYSA SYABENI
ReplyDeleteKelas:8c
Saya sudah membaca YANG TERLUPAKAN MENJADI TIKET KEJAKARTA
NAMA:Nurmala oktafia
ReplyDeleteKELAS:8c
Saya sudah membaca YANG TERLUPAKAN MENJADI TIKET KEJAKARTA
Nama:Dinda nur oktafiani
ReplyDeleteKelas:8c
Saya sudah membaca YANG TERLUPAKAN MENJADI TIKET KE JAKARTA
Nama:Intan nurjanah
ReplyDeleteKelas:8c
Saya sudah membaca YANG TERLUPAKAN MENJADI TIKET KE JAKARTA