Skip to main content

Bukan Jalur Cepat

Kali ini saya salah mengatur strategi untuk mengambil jalur cepat, kenapa coba? Bayangkan saja, di Google maps waktu tempuh yang diperlukan sampai ke tujuan yaitu 1,5 jam. Karena salah dalam menyusun strategi, akhirnya 1,5 jam hanya digunakan menunggu saja. Bikin kesel gak? 

Awalnya saya pikir, akan berjalan sesuai harapan. Eeeh tak taunya meleset jauh, malah jalur terlambat. Sempat terpikir mau mundur saja, tapi ada yang mengingatkan jangan mundur, sebentar lagi yaaa. Akhirnya saya mengalah hanya diam menunggu, kasihan rezeki orang lain jangan dipindahkan. 
Cerita ini adalah saat saya naik elf jurusan Cikijing. Begini sebenarnya ceritanya, sesaat setelah penutupan gebyar karya. Saya mau adventure dulu di Bandung, tidak lupa di jaman takdim dzuhur dan ashar. Karena yang dirumah sudah nelpon mau jemput di tempat biasanya. Saya buka aplikasi GO-JEK, lalu dicari tempat tujuan. Sebenarnya ada dua pilihan, antara tujuan ke terminal Leuwi panjang atau ke jalan terusan pasir koja. Lihat harga gojeknya, membandingkan, kalau ke terminal Leuwi panjang 12.500, kalau ke terusan pasir koja 23.500. Aahhh dasar pengen yang murah dan mudah serta tercepat, pikirku lebih baik ke terminal Leuwi panjang saja. 
Singkat cerita, sesampainya di Leuwi panjang. Mobil elf Rukun Wargi sudah ada dan satu-satunya yang mangkal di terminal. Bergegas saja, setelah ke mag Ojeknya bilang bayarnya pake GoPay ya mang, iyaa pak "sahut mang ojek". Langsung saja saya naik ke elf, ehh di dalamnya baru satu orang penumpang yang duduk di kursi depan samping pak sopir. Memang tak berapa lama, elf maju perlahan. Keluar terminal, belok kiri ke jalan kopi. Seharusnya belok kanan, ahhh tak tahu lah. Tuuuh kan ternyata, melaju keluar terminal itu hanya meyakinkan penumpang bahwa elf ini cepat berangkat nya. Ternyata hanya memutari terminal saja dan masuk lagi terminal. Pusing daaah. Ngeteem lagi, begitu istilahnya. Sabar yaaa, ternyata bukan sampai disini kesabaran diuji. Setelah berangkat terminal, malah ngetem lagi di pasar pagarsih. Aduuuh, lama. Sudah 2 jam niihh. 20 menit menunggu di pagarsih, berangkat lagi. Dan akhirnya masuk ke tol pasir koja. Pikirku, mungkin kalau tadi pas penentuan tujuan yang tepat dan cermat, untuk memilih ke pasir koja. Pasti akan lebih cepat datang ke rumahnya. Yaaa sudahlah ini dijadikan pengalaman, menurutku apabila naik kendaraan umum, jangan naik di terminal, naik saja jalur yang di luar terminal. Atau jalur yang mau masuk Jalan Tol. Sekian. 

Comments

Popular posts from this blog

TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN 1

Perhatikan gambar berikut ini! a. Bus b. Mobil Tenaga Surya Gambar 1. Jenis Kendaraan           Sumber : www.starberita.com                                                 Apa perbedaan kedua gambar tersebut? Apa bahan bakar masing-masing kendaraan tersebut? Kendaraan manakah yang ramah lingkungan?mengapa?

MEMANFAATKAN LABORATORIUM MAYA SAAT BELAJAR DARI RUMAH UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

  MEMANFAATKAN LABORATORIUM MAYA SAAT BELAJAR DARI RUMAH UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA           Pada tahun 2020 wabah Covid-19 mengguncang negara Tiongkok tepatnya di Provinsi Wuhan dan tidak lama kemudian  wabah Covid-19 telah menyebar ke berbagai negara. Dampak dari menyebarnya pandemik Covid-19 ini mengganggu berbagai macam aspek kehidupan, salah satunya adalah pendidikan. Begitupun di Indonesia, pemerintah mengumumkan pada awal bulan maret tahun 2020 telah terkonfirmasi positif menderita covid-19. Adanya pasien yang terkonfirmasi positif membuat pemerintah membentuk satuan tugas Covid-19 yang fungsinya untuk menangani pandemic Covid-19 dengan cepat sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh World He a lth Organization (2019) untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 adalah social distancing dan physical distancing . Kemudian pada bulan maret 2020 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)...

Tes Kemampuan Akademik

Tes Kemampuan Akademik (TKA) dilatarbelakangi oleh kebutuhan adanya pelaporan capaian akademik individu murid dari penilaian yang terstandar. Tidak tersedianya laporan capaian akademik individu dari penilaian terstandar pada beberapa tahun terakhir menimbulkan beberapa permasalahan. Permasalahan muncul terutama pada situasi ketika perbandingan capaian akademik murid yang berasal satuan pendidikan dilakukan, seperti pada proses seleksi. Pada situasi seleksi yang didasarkan pada data dari hasil penilaian masing-masing satuan pendidikan misalnya data rapor, menimbulkan masalah dalam hal objektivitas dan keadilan. Berikut paparan sosialisasi Tes Kemampuan Akademik