Seketika mentari pagi menyeruak di balik dinding kelas yang berjejer tiga ruangan. Kicauan burung bersahutan, seperti sedang memainkan melodi anugrah terindah yang pernah kumiliki. Suara bel masuk berbunyi begitu nyaring, pertanda semua siswa segera bergegas untuk baris dilapangan upacara. Yaaa, pagi ini adalah hari senin, dimana sekolah kami selalu membiasakan untuk melaksanakan upacara bendera. Sambil merapihkan seragam sekolah dan dasi, Anak-anak segera berkumpul di lapangan. Kalau siswa perempuan dengan kesadaran diri, mereka berbaris rapih. Sedangkan, siswa laki-laki, agak susah untuk merapihkan diri. Diamati setiap barisan kelas, kok sedikit yang barisnya. Setelah ditanya, ternyata Anak-anak dari desa Tanjung dan Nanjungwangi belum sampai. Setelah 10 menit berlalu, iringan sepeda motor masuk ke halaman parkir sekolah. Ternyata, siswa dari arah Tanjung sudah datang. Nampak sepatu mereka belepotan oleh tanah berwarna coklat. Ban sepeda motor juga penuh sama tanah. Mereka berjuang demi Tholabul Ilmu di Sekolah, meskipun banyak kendala yang menghadang. Jarak yang jauh, kondisi jalan yang tidak bagus, apalagi setelah hujan pasti akan licin. Semangat mereka tidak akan pernah padam, guru hanya menjaga pelita tersebut agar tetap menyala.
Comments
Post a Comment